Saya mendukung sekali karantina Papua oleh pemerintah daerah di sana. Karena Papua memiliki sejarah kelam wabah daei luar yg mematikan seperti ini yg bisa mengancam pemusnahan etnis mrk. Saya akan cerita kisah ini.
Di Papua ada kekuatiran bhw kematian massal akan kembali terjadi karena, tubuh orang kampung di Papua memang tidak siap u melawan virus ini, dan fasilitas kesehatan sama sekali tidak memadai u membantu orang Papua mengatasi serangan "sekedar flu". Dan korona ini bukan sekadar flu
Orang Papua seangkatan Lukas Enembe dan Klemens Tinal tentu punya memori tentang wabah flu yg juga pernah tanpa diakui membunuh orang pedalaman di kampung asal mereka di pegunungan Jayawijaya.
Daerah itu dulu amat terisolasi shg penduduknya tidak siap menghadapi kehadiran kuman atau virus baru ketika akses ke sana dibuka sejak 1963 dan lalu lintas orang luar menjadi meningkat dan amat leluasa.
cerita teman saya Papua,”Saya ingat betapa Ayah kaget sekali setelah Indonesia mengambil alih Nederlands Nieuw Guinea dari UNTEA di Mei 1963, akses ke daerah Jayawijaya dan Enarotali amat dilonggarkan.
“Waktu kami kecil (Papie dulu tugas di Tiom, Yakuhimo saat ini) sebelum orang ke pedalaman, harus cleared pemeriksaan kesehatan yg amat ketat. Orang panu dan kaskado tdk boleh ke sana. Orang yg tdk lolos buku kuning karantina WHO harus karantina dulu di Biak atau Jayapura.
Tp pemerintah Indonesia meniadakan semua aturan ketat karantina itu. Jd pada tahun2 awal sampai pertengahan 1960an itu, banyak orang di Wamena dan Enorotali mati karena flu.
Pemerintah meremehkan keluhan gereja dan misionaris dg "ah itu flu biasa." Saya yakin tidak ada data resmi. Karena pendataan warga secara lebih teratur baru dilakukan menjelang Pepera 1969. Dan data itu yg dipakai sbg baseline jumlah penduduk Irian Barat.
isolasi yg panjang sebelum akses yg longgar kelihatannya tidak menyiapkan orang pedalaman di Papua mengatasi penyakit baru termasuk "flu biasa".
Kampung2 yg kemudian kosong, setelah Pepera dilabel sbg "kampung yg ditinggalkan". Mungkin spt yg saat ini terjadi di kawasan Nduga yg entah karena penduduknya pindah, "mengungsi" ke hutan, atau terlanjur mati dan hilang begitu saja dari catatan administrasi pemerintah.
Jadi saya salut dengan keputusan cepat Pemda Papua ekstrem menutup akses dan mobilitas walau tidak disetujui Jakarta. Semoga itu bisa menyelamatkan masy Papua. Sehat semua dan selamat!
You can follow @aik_arif.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: